Saturday 23 January 2016

Babak baru pasar Special Steel di Indonesia

Babak baru pasar Special Steel di IndonesiaPasar baja dan besi di Asia-Tenggara memang sedang  mengalami keterpurukan karena jatuhnya harga besi yang sangat drastis dari 740 USD ke 470 USD per ton. Ditambah itu volume yang direncakan dalam mendorong produksi Special Steel masih jauh dari cukup bila mau bersaing dengan eksportir negara negara penghasil besi terbesar. Perbandingannya cukup tinggi 1:300 untuk Negara penghasil besi nomer satu, Cina dengan Indonesia.

Special Steel Indonesia
Special steel indonesia telah diketahui memiliki sifat baja yang khusus untuk diolah lagi dalam industi manufaktur besar. Sifat Special Steel di Indonesia yang memiliki karbon tinggi memiliki sifat mekanis yang sangat cocok untuk peralatan (tools) antara lain seperti baja, plat, wire steel dsb.

Walaupun salah satu upaya untuk mendapatkan sifat keras ini adalah melalui proses pemanasan atau Heat Treatment, penambahan paduan logam mineral atau bahan kimia; Special Steel di Indonesia sangatlah Istimewa karena memiliki kandungan karbon secara alami. Proses ini memang bisa memberikan sifat keras namun berbeda ini dengan memberikan paduan (alloy) yang jauh lebih berkualitas, proses ini bisa mengurangi kerapuhan dan meningkatkan daya tahan.

Meskipun banyak perusahaan baja di Indonesia memutuskan untuk mengambil langkah dalam diversifikasi produk, produksi baja khusus masih penuh risiko. Akhirnya mendorong pasar regional menjadi salah satu jalan menuju menjaga kelangsungan produksi. Harapan akan membaiknya pasar besi dan baja ini masih memiliki harapan yang besar, melalui menurunnya kerugian dari 20 juta USD menjadi 13 juta USD pada tahun 2014. Kemungkinan besar perusahaan Special Steel di Indonesia harus menyatu ke dalam salah satu konglomerasi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar pasar .

Salah satu upaya menjaga kelangsungan pasar besi dan baja ini adalah melalui dukungan pemerintah. Dengan adanya kebijakan industri nasional, melalui Kementrian Perindusrtian yang ingin mendorong terus industri logam dasar maka harus ada insentif/stimulus khusus diberikan kepada produsen baja dan besi. Sebelumnya pada tahun 2015, Menteri Mohammad S Hidayat mengatakan dorongan terhadap keberlangsungan pasar besi dan baja sudah ada, hal ini dikarenakan oleh adanya multiplier effect kepada aktivitas sosial ekonomi di Indonesia.

Tidak hanya itu, upaya pemerintah mendukung terbentuknya pembangungan pabrik baja khusus. Perencanaan ini sudah berjalan dengan adanya dukungan dalam pembangunan smelter di pulau Batam dan kemudian nanti akan ada smelter sejenis di Tojo Una-Una, Sulteng.

Pembangunan pabrik Special Steel ini akan digunakan untuk kebutuhan alutista dan perkapalan. Pada tahap pengembangan selanjutnya, Special Steel di Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pasar eksklusif seperti pembuatan tool steel dan berbagai mechanical steel dengan sifat kualitas bijih besi tang memang cocok dengan kebutuhan tersebut. Hal tersebut akan membentuk semacam perencanan jangka panjang atau road map pada pembentukan industri berbasis mineral yang kuat.

No comments:

Post a Comment